Berawal Pandemi Bikin Undangan Digital untuk Pernikahan, Dinda dan Sang Suami Sukses Perluas Pasar ke Luar Negeri

Dickri Tifani
13 Views
9 Min Read
Tim Invitato Indonesia sedang memandu tamu undangan untuk melakukan registrasi pernikahan dengan sistem QR. (Foto: Dokumen untuk Indoraya)

INDORAYA – Pandemi Covid-19 membawa berkah bagi beberapa kalangan. Salah satunya Dinda Saraswati, Founder Invitato Indonesia yang kini eksis di dunia undangan pernikahan berbasis digital.

Berawal dirinya bersama sang suami bernama Indra yang pada tahun 2020 akan melangsungkan pernikahannya, namun pada saat itu Indonesia pertama kali dilanda Covid-19.

Mengetahui adanya pembatasan dan rasa ketakutan masyarakat dengan wabah satu ini, Dinda dan Indra kemudian merubah konsep pernikahannya agar bisa aman dan nyaman untuk keluarga maupun tamu undangan yang diundang pada pernikahan mereka.

Lalu, pasangan ini memilih untuk membuat undangan pernikahannya sendiri dengan dua jenis undangan, yaitu undangan cetak dan undangan berbasis website.

Terlebih, Dinda dan Indra memiliki hobi yang sama yakni di dunia start-up. Suaminya sebagai seorang programmer, dan Dinda saat itu bekerja di perusahaan start-up. Alhasil, undangan berbasis website bisa disalurkan lewat acara pernikahan mereka.

“Bagaimana cara menciptakan first impression yang baik kepada tamu, saat itu kami sangat paham betul. Kalau orang-orang takut dengan namanya kontak fisik. Dan kami merasa wah bakalan pada takut nih kalau mereka datang di acara terutama pas registrasi menggunakan pena, gitu. Alhasil, pikir-pikir bagaimana caranya dan akhirnya kita mengkombinasikan kemampuan yang kita berdua punya. Ya udah, akhirnya menciptakan yang namanya website invitation, undangan berbasis website dan juga digital guestbook atau registrasi pernikahan dengan sistem QR Code,” ujar Dinda melalui konferensi pers, Kamis (21/3/2024).

Ketika gagasan itu muncul, Dinda dan Indra berkonsultasi ke tim wedding organizer (WO) yang dipercaya untuk menyukseskan pernikahan mereka. Tak hanya WO saja, ia dan suaminya juga berkonsultasi ke orang tuanya. Alhasil, tim WO dan orangtuanya setuju dengan gagasan undangan digital yang digagas oleh Dinda dan Indra.

“Mereka setuju dan menganggap digital guestbook bisa digunakan sebagai tracing,” lanjutnya.

Apalagi, menurut Dinda, undangan digital di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang belum ada yang pernah membikin hingga diterapkan dalam acara pernikahan.

Meski menciptakan undangan digital, ia bersama suaminya tetap membuat undangan fisik, namun di dalamnya tersedia QR Code guna tamu undangan bisa menghadiri pernikahan hanya melakukan scan QR.

“Kami kemudian kombinasikan undangan fisik dan website invitation. Jika undangan cetak itu dikasihkan kepada tamu orang tua dan tetangga, sedangkan yang digital untuk teman-teman. Cuman tamu undangan fisik juga bisa scan QR Code di hari H. Karena, QR Code-nya diselipkan ke dalam undangan fisik mereka masing-masing. Jadi ketika tamu datang, mereka tinggal menunjukkan kartu QR Code itu ke registrasi tanpa menulis dengan pena,” jelasnya.

Alasannya membuat dua versi undangan pernikahan itu, Dinda mengungkapkan jika untuk menerapkan digital, ia sebut tidak semua usia bisa sepenuhnya menerapkan hal itu, terutama generasi orang tua dan generasi kakek-nenek.

“Tetapi beda lagi untuk generasi orang tua, nenek, kakek saya nggak bisa dipaksakan untuk bisa berteman dengan digital. Karena itu, kami berikan solusi bikin undangan fisik dengan dilengkapi QR Code yang dicetak juga. Sehingga mereka bisa mengenal dengan pelan-pelan, bukan tiba-tiba terbiasa konvensional di switch menjadi digital dan pastinya akan kaget terkesan tidak friendly bagi mereka,” katanya.

Ketika generasi lebih tua tidak membawa undangan fisik yang di dalamnya ada QR Code, Dinda juga sudah memikirkan hal itu hingga mendapatkan solusi. Yakni melalui pencarian nama melalui sistem yang dibuat oleh ia dan suaminya.

“Kita bikin suasana senyaman mungkin bagi tamu. Misal ada usianya tua yang tidak terbiasa dengan dunia digital, dan nggak bawa QR Code. Kita pun bisa mencari namanya melalui sistem untuk memastikan tamu undangan tersebut benar-benar tamu yang diundang,” bebernya.

Berawal digunakan untuk pernikahan mereka, berujung menjadi bisnis

Dinda menceritakan lebih lanjut, awalnya tidak adanya pikiran akan menjadi sebuah bisnis. Lantaran, ia bersama suaminya agar pernikahannya berjalan dengan lancar tanpa kendala melalui kemampuannya di bidang start-up.

Ia menuturkan setelah pernikahan selesai, yakni mulai bermunculan pesanan dari vendor yang dipercaya menangani saat pesta pernikahannya, maupun dari vendor lainnya.

“Setelah pernikahan kami selesai, nggak ada planning untuk menjadi bisnis. Kita masih bekerja di sebuah company masing-masing. Tetapi kita mendapatkan beberapa pesanan dari vendor Semarang, entah dari vendor yang menangani pernikahan kami atau tidak menghubungi untuk membuatkan kliennya. Bahkan, saat itu kita belum punya patokan pricelist yang pasti. Dan juga pesanan masih mulut ke mulut antara sesama vendor yang merekomendasikan order ke kami,” paparnya.

Mulai serius menjalani bisnis undangan pernikahan digital, Dinda mengaku saat itu resign dari pekerjaannnya, namun hal ini membuat dirinya nggak bisa diam. Akhirnya, dirinya membuat akun Instagram Invitato Indonesia dan ternyata membuahkan hasil hingga memiliki karyawan.

“Saya anaknya cukup nggak bisa diam usai resign dari pekerjaan. Dan saat itu belum punya momongan, akhirnya iseng bikin Instagram Inivitato dan belum ada planning akan berkembang seperti sekarang, sampai punya karyawan. Alhamdulillah, mendapatkan respon baik dari warga Semarang maupun dari luar Indonesia,” ucap Dinda lagi.

Bahkan tahun pertama Invitato hadir di Instagram, ia mendapatkan orderan dari calon pengantin dari luar negeri atau tepatnya di Loss Angeles.

“Inget banget tahun pertama Invitato, sudah mendapatkan order klien dari Loss Angeles. Kami happy banget, artinya keberadaan kami diterima. Produk yang awalnya dibuat tidak sengaja bisa diterima baik di mata masyarakat, dan membuat kita semangat. Ternyata ini peluang bisnis yang baik, meskipun hadir dalam ketidaksengajaan,” ungkap Dinda.

Dinda pula menceritakan perjalanan awal Inivitato yang semulanya hanya menerima orderan dari Kota Semarang saja, kala itu harus memikirkan berbagai plan agar bisnisnya bisa berkembang di Indonesia hingga luar negeri.

“Akhirnya sekarang Invitato tersebar di berbagai kota, misalkan di Kota Semarang, Jabodetabek, Yogyakarta, Solo, luar Jawa hingga luar negeri. Dengan cara bisa dinikmati secara offline maupun online,” tambahnya.

Saat ditanya apa bedanya layanan offline dengan online, kata dia, jika layanan offline itu timnya akan datang beserta Device QR Scanner untuk disediakan di tempat pernikahan kliennya.

Sedangkan online, Dinda hanya menyediakan sistem undangannya saja. Untuk Device QR Scanner, kliennya yang menyediakan sendiri. Atau bisa menggunakan alat scanner yang disediakan di ponsel atau laptop, sehingga hal ini memudahkan kliennya.

“Sebetulnya nggak merepotkan juga karena Device QR Scanner, nggak harus pakai scanner khusus seperti di kasir supermarket, mereka bisa pakai handphone, iPad, tablet atau laptop merek apapun asalkan terkoneksi dengan internet baik. Otomatis registrasi sudah bisa dilakukan, bedanya offline terima beres, tim dan Device QR Scanner sudah disediakan kami,” terangnya.

Pesanan dari Luar Negeri

Menurutnya, layanan online juga ramai dipesan calon pengantin di luar negeri untuk dibuatkan undangan pernikahan digital. Di antaranya Australia, Korea, Malaysia, Belanda, serta Amerika yang ramai memesan di Invitato Indonesia.

“Baik warga Indonesia menikah di sana, ataupun dapat orang sana juga banyak. Produk kami bisa dibeli website invitation saja, bisa juga website plus digital guestbook. Biasanya kalau dibeli oleh klien- klien kami di luar Indonesia, website invitation saja, undangannya saja. Jadi undangan ini kan, tidak memerlukan kami datang secara fisik. Mereka di luar negeri bisa mendapatkan produk kami juga. Meskipun mereka jauh di Amerika, Eropa, Australia, mereka tetap bisa mendapatkan layanan kami,” katanya.

Dilirik Artis Indonesia hingga Korea Selatan

Bahkan, beberapa artis dari Indonesia maupun luar negeri pun ikut memesan di Invitato Indonesia. Mulai dari perayaan ulang tahun Ameena yang merupakan buah hati dari Aurelie Hermansyah dan Atta Halilintar.

Dan juga perayaan ulang tahun anaknya dari Lee Jeong Hoon yang merupakan aktor asal Korea Selatan.

“Kami sangat bersyukur Ternyata publik figur ini bisa mempercayai invitato. Bisnis yang enggak disengaja sekarang dipercaya juga oleh banyak orang,” beber dia.

Share This Article