Ad imageAd image

Benarkah PMK Pada Hewan Ternak Bisa Menular ke Manusia? Simak Penjelasannya

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 81 Views
3 Min Read
ilustrasi sapi (dok. pixabay)
INDORAYA – Penyakit mulut dan kuku yang dialami oleh beberapa hewan ternak di Indonesia, membawa kekhawatiran tersendiri. Pasalnya, hewan ternak seperti sapi dan kambing kerap dikonsumsi dan khawatir bisa menular ke manusia.

Sebagai informasi, PMK merupakan penyakit mulut dan kuku atau disebut sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) yang disebabkan oleh virus. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut penyakit ini tidak berbahaya bagi manusia.

“Penyakit mulut dan kuku domainnya ada di hewan jadi hampir tidak ada yang loncat ke manusia,” beber Budi, Senin (9/5/2022).

“Khusus untuk virus mulut dan kuku virus ini adanya di hewan yang berkuku dua jadi sangat jarang yang melompat ke manusia, jadi tidak perlu khawatir dari sisi kesehatan manusianya,” lanjut Budi.

BACA JUGA:   Bagnaia Rebut Pole Saat Kualifikasi MotoGP Jerman 2022

Menurutnya, penyakit PMK pada sapi ini berbeda dengan penyakit kaki mulut tangan atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) yang umumnya menyerang anak-anak. HFMD kerap pula disebut Flu Singapura dan dipicu oleh jenis virus yang berbeda dengan PMK.

“Di Indonesia ada penyakit kaki mulut dan tangan tapi ini berbeda dengan penyakit hewan dan kuku yang ada di hewan,” sambung Budi.

Karenanya, Budi mengimbau masyarakat tidak perlu panik meski penyakit ini tengah mewabah di sejumlah daerah yang menular ke seribuan hewan termasuk sapi.
Penyakit PMK pada Sapi: Ini Bagian Tubuh Hewan yang Tak Boleh Dikonsumsi

Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membeberkan lima bagian pada hewan terjangkit penyakit PMK yang tak boleh dikonsumsi masyarakat. Pasalnya, bagian tersebut biasanya kerap terpapar langsung oleh virus PMK.

BACA JUGA:   Hasil Survei Litbang Kompas Elektabilitas Ridwan Kamil Melesat Tajam

Adapun bagian yang tak boleh dikonsumsi, yaitu:

Jeroan
Mulut
Bibir
Lidah
Kaki

“Yang tidak boleh hanya pada tempat-tempat yang langsung terkena PMK misalnya, organ-organ tertentu kaki, tentu saja harus diamputasi dulu. Jeroan tidak boleh, atau mulut, yang terkait dengan bibir dan lain-lain, atau lidah. Cuma itu yang memang tidak direkomendasi tapi yang lain masih bisa direkomendasi,” ujarnya dalam Update Penanganan PMK pada Hewan Ternak, Rabu (11/5/2022).

Penyakit PMK pada Sapi: Sudah Ada Vaksin?

Syahrul juga mengungkapkan bahwa stereotype virus PMK yang mewabah di Indonesia telah ditemukan. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian berusaha untuk menghadirkan vaksin PMK dalam waktu yang singkat.

BACA JUGA:   Heri Pudyatmoko Ingin Tradisi Dan Kearifan Lokal di Daerah Tetap Lestari

“Tetapi stereotype ini ditemukan. Pentingnya stereotype untuk menentukan seperti apa bentuk intervensi vaksin yang dibutuhkan. Ada 14 stereotype kalau tidak salah di seluruh dunia yang ada terkait PMK ini,” lanjutnya.

“Telah ditemukan stereotype yang ada dan pada saat ini juga kita dengan segala kekuatan yang ada akan berusaha untuk menghadirkan vaksin dalam waktu yang sangat singkat,” sambungnya lagi.

Vaksin yang akan digunakan nantinya untuk mengatasi wabah virus PMK di Indonesia adalah vaksin nasional. Namun, karena menunggu kehadiran vaksin nasional, pemerintah akan mengimpor vaksin dalam waktu 14 hari mendatang dengan jumlah yang tidak banyak.

“Vaksin yang akan kita pakai adalah vaksin nasional. Tapi, vaksin ini membutuhkan waktu,” pungkasnya.(FZ)

Share this Article