INDORAYA – Penataan Pasar Johar Semarang sedang dikebut. Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nur Kholis mengatakan pihaknya sedang berupaya secepat mungkin menyelesaikan penataan pedagang Pasar Johar. Dari hasil evaluasi, pihaknya merasa kebijakan sebelumnya dinilai kurang optimal. Namun pihaknya tetap menghormati kebijakan masa lalu tersebut.
“Kita tetap menghormati kebijakan masa lalu, ya to. Tapi bagaimanapun juga, yang namanya manusia, ya tetap kita evaluasi. Kemudian dari hasil pertemuan juga perlu disampaikan terkait beberapa pedagang yang sudah berkomunikasi dengan komisi B,” ujarnya seusai rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Kota Semarang pada Selasa (18/1/2022).
Untuk itu pihaknya bersiap mengundang para pedagang untuk bersama-sama mengevaluasi penataan Pasar Johar yang seharusnya selesai Desember 2021 tersebut.
“Mengundang dalam arti untuk bisa menyelesaikan dengan situasi yang ada. Jadi kami tidak melakukan penataan ulang, tapi kami mengevaluasi kebijakan terkait penempatan pedagang baik di kios ataupun loss bagi pedagang-pedagang yang belum mendapatkan tempat,” jelasnya.
Diakuinya bahwa penataan pedagang Pasar Johar memang banyak sekali menemui kendala. Setelah diresmikan langsung oleh Presiden RI beberapa waktu lalu pun sudah dihadang oleh sejumlah persoalan. Nur Kholis, yang baru saja menduduki jabatan Kepala Dinas Perdaganganpun berusaha menunjukkan kinerjanya dalam penataan ini.
“Jadi kita mengevaluasi permasalahan-permasalahannya itu apa saja. Jadi nanti kita bareng-bareng untuk bisa berembug dan berpikir dengan situasi yang ada agar semua pedagang bisa tertampung dan tertata,” ujarnya.
“Jika ada pedagang yang tidak bisa tertampung di lapak asalnya, kita akan cari solusi sama-sama agar mereka mendapatkan tempat mereka,” imbuhnya.
Dalam menyelesaikan berbagai persoalan ini Nur Kholis mengatakan dirinya akan menggunakan pendekatan humanis dan historis dalam penataan kali ini.
“Untuk sistem zonasi, itu dari sisi teknis dan normatif sih. Tapi kita juga menggunakan pendekatan humanis untuk mempertimbangkan dari sisi historis,” jelasnya.
“Jadi intinya kami mempertimbangkan dari jenis lapaknya, loss atau kios, juga jenia dasarannya sesuai historis para pedagang itu. Harapannya dari pertimbangan seperti itu ada titik temu antar pedagang,” ujarnya.
Terkait dengan tempat (Johar Utara) yang tidak cukup, Nur Kholis mempertimbangkan bagaimana menempatkan pedagang grosir.
“Kalau dilihat dari kondisi tempatnya, kan memang tidak cukup untuk grosir yah. Apalagi grosir itu pasti menggunakan kendaraan besae yang tidak akan cukup masuk ke Pasar Johar. Nah ini yang perlu kita komunikasikan dan perlu kita rencanakan kedepan,” jelasnya. (IR)