Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Belasan Sapi di Temanggung Terjangkit Lumpy Skin Disease
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
Daerah

Belasan Sapi di Temanggung Terjangkit Lumpy Skin Disease

By Redaksi Indoraya
Sabtu, 28 Jan 2023
32 Views
Share
3 Min Read
Sebanyak 14 sapi di Kabupaten Temanggung terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol. (Foto:Istimewa)
SHARE

INDORAYA – Sebanyak 14 sapi di Kabupaten Temanggung terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto menyebutkan, 14 ekor sapi yang terdeteksi penyakit LSD yakni di kecamatan-kecamatan pinggiran, di antaranya di Kecamatan Bejen 4 sapi, Wonoboyo 1 sapi, Gemawang 3 sapi, kandangan 3 sapi, Kranggan 1 sapi dan Kecamatan Kedu 1 sapi.

“Sebagian besar penyakit ini kami temukan di daerah Temanggung utara terutama perbatasan, karena sebagian besar peternak di daerah tersebut membeli ternak dari daerah Kendal dan Sukorejo serta daerah lainnya,” terangnya.

Joko mengatakan, penyakit LSD ini tidak separah saat penyakit kuku dan mulut (PMK) mewabah beberapa bulan lalu.

Namun demikian penanganan terhadap penyakit ini tetap wajib dilakukan, dengan tujuan agar tidak menyebar ke daerah lain.

Dikatakan, pihaknya jugsa sudah gencar melakukan sosialisasi kepada peternak dan masyarakat.

Sosialisasi ini membekali para peternak dengan informasi mengenai penyebab, gejala, dan cara pencegahan penyakit LSD. Upaya tersebut diharapkannya dapat mengantisipasi wabah LSD masuk dan menyerang ternak.

“Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini ialah timbulnya nodul-nodul atau benjolan pada kulit, demam tinggi, berat badan yang turun, dan hypersalivasi atau cairan air liur yang berlebih,” jelas Joko.

Ia menjelaskan, penyakit LSD ini disebabkan oleh virus Pox dan dapat menyerang sapi dan kerbau.

Meskipun tidak menular ke manusia, namun LSD menimbulkan kerugian yang besar.
Kerugian yang ditimbulkan berupa kehilangan berat badan, karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran, dan kerusakan pada kulit.

“Menular ke manusia tidak, penyebaran penyakit ini juga tidak semasif PMK, tapi paling besar kepada efek psikologi pada masyarakat,” terangnya.

Joko berpesan, para peternak perlu menjaga kebersihan kandang, melakukan disinseksi secara rutin, dan dilengkapi dengan melakukan vaksinasi.

Dirinya juga menekankan kepada para peternak untuk dengan segera melaporkan apabila menemukan gejala peyakit LSD pada sapinya.

Joko menambahkan, terkait dengan penanganan penanganan sapi yang terkena LSD sama dengan sapi yang kena penyakit mulut dan kuku (PMK), yakni dipisahkan dari sapi yang sehat.

Selain itu, para petugas di lapangan juga sudah dibekali vaksin PMK maupun LSD.

“Kalau ada kasus di satu desa, maka desa lain harus divaksin. Tujuannya mencegah jadi yang divaksin sapi yang masih sehat, kalau yang sudah terlanjut terserang penyakit ini harus diobati,” tandasnya.

TAGGED:Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten TemanggungSapi temanggungTerjangkit Lumpy Skin Disease
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp

Terbaru

  • Abadi Nan Jaya: Ketika Jamu, Ambisi, dan Mayat Hidup Menyatu di Tanah Jawa Sabtu, 15 Nov 2025
  • Membaca Indonesia melalui Novel Terbaru Ratih Kumala “Koloni” Sabtu, 15 Nov 2025
  • Longsor Cilacap: 3 Warga Tewas, 20 Masih Hilang Sabtu, 15 Nov 2025
  • Chiko Resmi Ditahan Polda Jateng, Penanganan Kasus Tetap Sesuai Prosedur Jumat, 14 Nov 2025
  • Lewat Program “Pegadaian Mengajar”, Tenaga Kesehatan Banyumas Dibekali Literasi Keuangan Jumat, 14 Nov 2025
  • Digelar 10 Hari, Pameran dan Kontes Tanaman Hias di Semarang Kembali Geliatkan Komunitas Jumat, 14 Nov 2025
  • Inovasi Profesor Undip Ini Jadi Rujukan Dunia, Mampu Olah Kekayaan Alam untuk Pangan Fungsional Jumat, 14 Nov 2025

Berita Lainnya

Daerah

Longsor Cilacap: 3 Warga Tewas, 20 Masih Hilang

Sabtu, 15 Nov 2025
Daerah

45 Bangunan Pesantren di Pekalongan Tak Berizin, Pemkot Minta Izin Segera Diurus

Kamis, 13 Nov 2025
Daerah

Gunung Pegat Wonogiri Rawan Bencana, Ratusan Relawan Kerja Bakti Bersihkan Jalur

Kamis, 13 Nov 2025
Daerah

Senyum Lebar Ratusan Warga Kendal dan Demak Terima Bantuan Becak Listrik dari Prabowo

Kamis, 13 Nov 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?