INDORAYA – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana memastikan bahwa tahap revitalisasi danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang masih terus berlanjut meski ada penolakan serta pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Tahapan pertama revitalisasi Rawa Pening kini telah memasuki tahun kelima atau tahun terakhir. Tahap pembangunan ini meliputi perluasan dan pengerukan enceng gondok untuk mencegah penumpukan sedimen.
Kepala BBWS Pemali-Juana, Harya Muldianto memastikan bahwa revitalisasi danau Rawa Pening Semarang masih terus berjalan. Ini merupakan danau prioritas yang statusnya masuk Proyek Strategis Nasional (PSN).
Saat disinggung terkait penolakan warga setempat, dia justru tidak paham apa yang sebenarnya dipermasalahkan. Dia bilang, proyek ini sudah disosialisasikan kepada masyarakat.
“Saya juga enggak pahamasalah tolak atau apa itu. Cuma kalau kami, karena itu danau prioritas, artinya harus ditangani. Prinsipnya kami, bagaimana harus kendalikan pertumbuhan enceng gondok dan kurangi tambahan sedimen masuk area itu,” ujar Harya saat dihubungi wartawan, belum lama ini.
Jika masyarakat khawatir revitalisasi itu akan berdampak pada hilangnya mata pencaharian, dia mengklaim justru Rawa Pening bisa menjadi sumber mata pencaharian.
“Kalau bicara dampaknya ke mata pencarian hilang, saya rasa tidak. Karena justru pertambahan air di sana akan menambah (mata pencarian),” ungkap Harya.
Dia mengatakan, tahapan revitalisasi Rawa Pening bertujuan mengendalikan sedimen yang masuk ke danau. Sehingga, kata Harya, kapasitas tampungan danau bisa lebih luas atau besar.
“Kami lakukan dalam hal kendalikan sendimen masuk ke danau dengan membangun penguatan tebing sungai, supaya tanggul-tanggul tepi sungainya enggak longsor, tak masuk ke dalam danau, sehingga tak buat dangkal danaunya Rawa Pening,” bebernya.
Tidak hanya penguatan tanggul, revitalisasi juga mencakup perluasan dan pembersihan enceng gondok. Selain itu uga menyasar pengendalian aliran air dari sejumlah sungai yang masuk ke Rawa Pening. Hal ini diperlukan untuk mencegah menumpuknya sedimen di Rawa Pening.
“Tahun ini kami tidak menambah luasan genangan, tapi untuk luasan eceng gondok yang di bersihkan seluas 70 Ha. Kami bersihkan itu (enceng gondok) rutin ya, ini sudah keempat kalinya, kerja sama dengan TNI,” imbuh dia.
Untuk tahap kedua revitalisasi rencananya akan dimulai tahun 2025 mendatang. Meski BBWS masih membahas dan mengusulkan tahapan ini, namun secara garis besar, perencanaannya tidak jauh berbeda dengan tahap pertama.
“Sebetulnya lima tahun pertama ini kita anggap hampir selesai tahun ini. Nah tahap kedua nanti ada usulan kembali. Apalagi kan enceng gondoknya endemik di Rawa Pening, muncul dan berkembang terus, jadi ada kegiatan sifatnya rutin,” kata Harya.
Sementara salah seorang warga terdampak, Joko Susanto berkata, pihaknya sebenarnya tidak masalah dengan rencana perluasan Rawa Pening. Namun, warga akan menolak apabila revitalisasi diikuti dengan perluasan bentang Rawa Pening, hingga masuk ke tanah maupun permukiman milik warga.
“Kami menolak perluasan Rawa Pening bukan tanpa dasar. Pemasangan patok sempadan yang dipasang sampai ke tanah, lahan, masuk permukiman milik warga kan menjadi bukti kalau rencana perluasan itu ada. Efeknya sangat luar biasa bagi kami,” katanya, dilansir dari Solopos.com.