INDORAYA – Jalan tanjakan Kalipancur di Semarang, yang menjadi jalur penting penghubung kawasan Manyaran dan Gunungpati, kini menuai sorotan. Meski proyek ini baru selesai dikerjakan pada tahun 2024, sejumlah kerusakan sudah tampak menghiasi infrastruktur tersebut.
Saat dipantau pada Selasa (15/4/2025), terlihat adanya keretakan di berbagai titik—mulai dari permukaan jalan beton hingga dinding pembatas jalur. Beberapa bagian jalan bahkan telah ditambal menggunakan aspal, namun retakan di dinding pembatas dibiarkan begitu saja, menimbulkan pertanyaan soal keseriusan dalam penanganan perbaikan.
Kondisi ini membuat para pengguna jalan merasa cemas. Salah satunya Indra (29), warga yang rutin melintasi tanjakan tersebut setiap hari. Ia mengaku tak mengetahui kapan tepatnya retakan mulai muncul, namun menyayangkan kondisi jalan yang cepat mengalami kerusakan.
“Jujur agak khawatir, padahal jalannya baru. Tambalan aspal begini enggak akan tahan lama. Semoga segera dicek dan diperbaiki,” ucapnya.
Indra juga berharap Pemerintah Kota Semarang turun tangan secara langsung untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi jalan, bukan hanya sekadar tambal sulam.
Menanggapi keresahan publik, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto, memberikan penjelasan.
Ia menyebut bahwa pembangunan tanjakan tersebut merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan bersama pihak ketiga.
Menurut Suwarto, keretakan yang terlihat tidak berdampak pada struktur utama jalan, sehingga secara konstruksi jalan masih dianggap aman.
“Sudah kami tinjau di lapangan. Struktur utamanya tidak bermasalah,” ujarnya.
Meski demikian, Suwarto mengimbau masyarakat tetap berhati-hati saat melintas. Ia menekankan bahwa kondisi jalan masih layak digunakan dan pihaknya akan terus melakukan pengawasan untuk mengantisipasi potensi kerusakan yang lebih serius di masa depan.
“Kami juga sudah meminta pihak pemberi CSR untuk segera melakukan perbaikan,” tambahnya.