INDORAYA – Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Semarang sejak Rabu (11/12/2024) sore hingga malam, menyebabkan tanggul kali atau sungai Tunggu jebol hingga mengakibatkan di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), terendam banjir dengan ketinggian 1,5 meter atau sedada orang dewasa.
Salah satu wilayah yang terdampak parah adalah RT 08 RW 09 di Cluster Dahlia Meteseh. Di wilayah ini, ada total sekitar 45 kepala keluarga atau setara 150 jiwa.
Bahkan, banjir yang menerjang di Cluster Dahlia Meteseh ini bukan pertama kalinya terjadi.
Warga terdampak, Azizah menceritakan bahwa sebelumnya di wilayahnya ini sudah beberapa kali dilanda banjir serupa, yang disebabkan karena hujan deras dan tanggul jebol.
“Tahun kemarin iya (banjir), tapi nggak separah ini,” ungkap Azizah saat ditemui Indoraya. News di lokasi, Rabu malam.
Saat kejadian Rabu malam, Azizah kala itu sedang menyuapi anak keduanya yang berusia 4 tahun.
“Jam 18.00 WIB itu air sudah masuk rumah, sudah se perut di luar,” ucap Azizah.
Azizah pun langsung mengungsi bersama kedua anaknya tampa sempat menyelamatkan barang-barang berharganya.
“Ada 10 orang tadi yang ngungsi bareng saya. Dan kebanyakan ngungsi ke kerabatnya dulu,” ungkap Azizah.
Seringnya terjadi banjir di perumahan ini membuat para warga mengeluh, merasa kesulitan, dan terancam keselamatannya.
Mereka pun meminta pihak pengembang bertanggung jawab atas kondisi tersebut, karena dianggap telah mengabaikan aspek pengelolaan lingkungan dalam pembangunan yang mereka lakukan.
Menanggapi keluhan dari warga, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menegaskan banjir yang melanda di Cluster
Dahlia Meteseh yang kerap terjadi ini, yakni masih menjadi tanggung jawab pengembang perumahan.
Sebab, tanggul yang jebol ini yang membangun dari pihak pengembang, dan bukan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
“Jadi banjir yang itu (Cluster Dahlia Meteseh), sebenarnya masih tanggung jawab pengembang. Karena, tanggul itu yang membangun pengembang. Hari ini, saya sudah meminta kepada DPU dan BPBD untuk memanggil pengembang dan dia harus bertanggung jawab gitu lo,” tegas Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang saat dihubungi wartawan, Kamis (12/12/2024).
Mbak Ita menjelaskan banjir di Cluster Dahlia Meteseh sebenarnya disebabkan oleh kesalahan manusia, dan bukan karena penanganan dari Pemkot Semarang.
Pasalnya, Pemkot Semarang sudah melakukan penanganan banjir secara maksimal dan terus menerus.
“Jadi ini sebetulnya human eror semua, bukan masalah penanganannya (Pemkot Semarang) sudah maksimal, sudah dilakukan terus menerus,” bebernya.
Selain itu, Mbak Ita pun langsung memeriksa izin yang dimiliki para pengembang di Kota Semarang. Hal itu agar tidak terjadi yang tidak diinginkan, seperti bencana banjir yang membuat para warga terdampak.
“Itu ya perumahan yang tidak berizin, saya sudah berkali-kali ngomong. Makanya ini saya mau lihat izinnya, ini juga masih tanggung jawab pengembang,” paparnya.