INDORAYA – Data Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Jawa Tengah (Jateng) menunjukkan, angka kebutuhan kepemilikan rumah atau backlog di wilayah tersebut mencapai 324.855 unit.
Backlog perumahan ialah kondisi kesenjangan antara jumlah rumah yang terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat. Atas persoalan ini, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) turut mengalokasikan pembiayaan rumah subsidi sebanyak 11 ribu unit.
Rumah subsidi itu disediakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang terserbar di sejunlah wilayah di Jateng. Yaitu Kota dan Kabupaten Semarang, Kendal, Kota Salatiga, Demak, Batang, Kudus, Pati, Jepara, Temanggung, dan Grobogan.
“Kami berterima kasih kepada Tapera atas alokasi rumah bersubsidi di Jateng,” ujar Sekertaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, di sela peringatan Hari Perumahan Nasional, di Mal Ciputra Semarang, Rabu (24/7/2024).
Dia berkata, untuk menyediakan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah maupun yang kurang mampu, Pemprov Jateng juga membuat beragam program. Di antaranya program Tuku Omah Oleh Omah, perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), dan penyediaan rumah bersubsidi.
Sementara Kepala Disperakim Provinsi Jateng, Arief Djatmiko mengatakan, realisasi program Tuku Omah Oleh Omah yang dilaksanakan sejak 2021 hingga pertengahan 2024 mencapai 1.700 unit.
“Karena sifatnya stimulan maka kami berharap kabupaten dan kota di Jateng mereplikasi program ini,” katanya.
Selain itu, Pemprov Jateng juga menggencarkan program perbaikan RTLH di 35 kabupaten/kota. Pada tahun 2024 mengerjakan sebanyak 17 ribu unit rumah di berbagai daerah di Jateng.
“Secara gradual kita terus melakukan perbaikan-perbaikan, bahkan kita kolaborasikan dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota, Baznas, CSR, dan volunteer,” jelas Arief.
Lebih lanjut Pemprov Jateng mendorong para pengembang turut berkontribusi dalam hal penyediaan kepemilikan rumah. Terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.