INDORAYA – Universitas Diponegoro (UNDIP) melalui program pengabdian dosen dan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa melakukan pengembangan dan pemberdayaan terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) gula aren di Desa Sriwulan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.
Kegiatan pengabdian masyarakat oleh dosen dan mahasiswa UNDIP ini melaksanakan program kerja berupa workshop pengolahan gula aren kepada UMKM gula aren di Desa Sriwulan.
Dosen yang melakukan pengabdian dan menjadi pengampu KKN UNDIP, Nurhadi Bashit menjelaskan, diadakannya kegiatan workshop ini bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman UMKM dalam mengolah gula aren. Pasalnya hingga saat ini, UMKM gula aren tengah dihadapkan dengan permasalahan produknya yang tidak tahan lama dan mudah berjamur.
“Kami mengadakan workshop ini untuk UMKM gula aren agar mereka mampu mengatasi permasalahan dan mampu meningkatkan produk gula aren mereka,” ucap Nurhadi Bashit, Kamis (31/8/2023).
Selain menghadapi permasalahan produk yang tidak tahan lama dan mudah berjamur, UMKM gula aren juga memiliki masalah terkait dengan hasil produksi gula arennya yang tidak dapat konsisten. Tidak konsistennya produk yang dimaksud disini yaitu berupa tampilan warna gula aren yang berubah-ubah. Gula aren yang baik memiliki tampilan warna coklat cenderung gelap, tetapi UMKM gula aren tidak mampu memproduksi seperti itu secara konsisten.
Terkadang mereka justru menghasilkan produk gula aren yang berwarna coklat terang mengarah ke kuning yang mana kurang baik.
Dosen Teknologi Pangan UNDIP, Setya Budi Muhammad Abduh selaku pemateri pada workshop ini, memaparkan alasan mengapa perihal tersebut dapat terjadi pada UMKM gula aren di Desa Sriwulan.
“Kondisi yang terjadi terkait tampilan warna yang berubah-ubah ini disebabkan oleh proses produksi gula aren yang rawan terkena kontaminasi. Para produsen masih melakukan kegiatan produksinya di tempat yang sama dengan kegiatan rumah tangga mereka. Tempat produksi yang tidak terpisah akan sangat rawan untuk dapat steril dan terbebas dari bakteri yang dapat berakibat pada berubahanya warna dan rasa dari gula aren tersebut” papar Abduh.
Salah satu produsen gula aren di Desa Sriwulan, Nur, membeberkan bahwa selama ini mereka dalam memproduksi gula aren hanya melakukan berdasarkan apa yang mereka ketahui secara turun temurun dari keluarga mereka. Mereka tidak tahu apabila bakteri sangat mudah dalam memengaruhi hasil produksi gula aren.
“Ya kita kalau bikin gula aren karena prosesnya lama nunggu berjam-jam suka ditinggal dulu untuk masak, mandi, dan bersih-bersih rumah pak. Ngga tahu kalau ternyata kaya gitu bisa berpengaruh juga ke gula arennya, tetapi sekarang jadi tahu setelah dijelaskan oleh bapak,” ucap Nur ketika workshop berlangsung.
Selain workshop, sebagai tindak lanjut agar UMKM produsen gula aren mampu memiliki produk yang tahan lama, Nurhadi Bashit dosen pembimbing KKN menyatakan, pihaknya memberikan bantuan pengadaan kemasan berbahan metalize dan alat kemasan sealer untuk gula aren kepada UMKM produsen gula aren di Desa Sriwulan.
“Setelah diberikannya kemasan baru dan alat kemasan sealer ini, para UMKM dapat menggunakannya untuk keperluan pengemasan supaya dapat tahan lama dan tidak mudah berjamur lagi. Para UMKM tidak perlu risau dan khawatir lagi terkait hal ini,” tuturnya.
Harapannya, dengan dilakukannya program-program tersebut, dapat membantu pihak UMKM produsen gula aren di Desa Sriwulan dalam mengembangkan dan meningkatkan produk gula aren milik mereka menjadi lebih baik.