INDORAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menambah persediaan air bersih untuk mengantisipasi meluasnya kekeringan di wilayah setempat, sebagai dampak fenomena El Nino.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Semarang Patrick Bagus Yudhistira, menyebutkan pihaknya telah mencairkan anggaran dari belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp114 juta untuk persediaan air bersih.
Kata Bagus, anggaran BTT itu mampu menyediakan sebanyak 570 tangki air yang akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan pasokan air bersih.
“Karena anggaran kami untuk bantuan air bersih sudah habis, jadi kita mendapatkan anggaran BTT untuk dropping ke masyarakat, besarannya sekitar Rp114 juta,” katanya, di Semarang, Senin (3/10/23).
Bagus juga menyebutkan sejumlah wilayah yang membutuhkan bantuan air bersih saat ini sebanyak17 titik di 10 kelurahan, yakni Kelurahan Kedungpane sebanyak tiga titik, Kelurahan Bringin sebanyak empat titik.
Kemudian, Kelurahan Wonosari ada tiga titik, serta Kelurahan Gondoriyo, Jabungan, Rowosari, Cepoko, Gedawang, Wonoplumbon, dan Meteseh masing-masing sebanyak satu titik.
Bagus mengatakan, wilayah yang terdampak kekeringan memang bertambah seiring dengan kemarau panjang, dan dimungkinkan bertambah jika melihat cuaca masih kemarau terik seperti sekarang.
“Jumlah titik kekeringan saat ini bertambah, di Gondoriyo dan Wonosari, Ngaliyan dan Cepoko Gunungpati saat ini membutuhkan air bersih,” ujar dia.
Lebih lanjut, Bagus mengungkapkan kebutuhan air bersih di sejumlah wilayah bergantung jumlah warga terdampak. Dia mencontohkan, misalnya terbanyak di RT 02 RW 02 Kelurahan Kedungpane, Ngaliyan, yang membutuhkan dua tangki per hari.
Selain menggunakan anggaran BTT, Bagus menjelaskan bahwa BPBD telah memiliki skema bantuan CSR (corporate social responsibility) dari perusahaan BUMN maupun swasta yang telah dijalankan selama ini.
Sebelumnya, Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto, mengatakan anggaran bantuan air bersih yang bersumber dari APBD 2023 telah habis sehingga pihaknya mengandalkan bantuan CSR dari perusahaan.
“Kemampuan BPBD untuk penyediaan air bersih dari dana APBD 2023 ini sudah habis, nol. Kami ini sekarang bergerak mendistribusikan hanya dari pihak ketiga, CSR,” kata Endro.