Angka Stunting di Kota Semarang Masih 10,4 Persen, Dinkes Targetkan Zero Stunting di 2024

Dickri Tifani
21 Views
3 Min Read
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam saat memberikan keterangan kepada awak media. (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang mencatat sebanyak 1.000 anak atau 10,4 persen anak di wilayah itu mengalami kondisi “stunting” atau kekerdilan anak. Hal itu berdasarkan data dari hasil Survei Status Gizi (SSG).

Selain data itu, pendataan timbangan tiap bulan yang diterima DKK Semarang yakni ada sekitar 3,1 persen.

Oleh sebab itu, Kepala DKK Semarang Abdul Hakam mengatakan, pihaknya pada tahun ini menargetkan penurunan target mencapai 50 persen. Dengan angka target tersebut, ia menginginkan kasus stunting di wilayahnya di tahun 2024, zero stunting.

“Dari 10,4 persen, target kita tahun ini turun 5 persen. Dan nanti di 2024 mudah-mudahan bisa zero stunting. Tahun ini dari data survey itu sepertinya di awal tahun akan disampaikan oleh Kementerian Kesehatan tapi mudah-mudahan target kita di angka 5 persen bisa tercapai. Kalau keseluruhan bulan September 2023 ada 938 balita (stunting) dari sebelumnya bulan Agustus 2023 ada 1.022,” ungkap Hakam kepada wartawan, Jumat (20/10/2023).

Lebih lanjut, Hakam menjelaskan jika beberapa upaya untuk menuntaskan stunting terus dilakukan. Seperti program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan Daycare yang rencananya akan ditambah di sejumlah wilayah.

“Pemberian PMT melalui dana APBN Rp 3 miliar yang digunakan selama 3 bulan. Dan alhamdulillah juga di perubahan 2023 ini kita juga dapat Rp 3 miliar yang diberikan selama di perubahan ini. Dan nanti sekaligus untuk kegiatan Daycare karena sekarang kita miliki empat yaitu di Semarang Barat, Semarang Utara, Tembalang, sama Gunungpati. Pada (anggaran-red) perubahan ini nanti kita sudah siapkan empat lagi di Semarang Timur, Pedurungan, Semarang Selatan, sama Ngaliyan,” tuturnya.

“Jadi sampai akhir 2023 kita sudah memiliki delapan Daycare tinggal nanti di 2024. Kalau kita punya dana lagi kita akan bikin satu lagi di tiap kecamatan,” lanjutnya.

Menurutnya, program Daycare menjadi pemicu yang kuat penurunan angka stunting di Kota Semarang. Sebab, Pemkot Semarang secara langsung bisa memantau tumbuh kembang anak.

“Yang paling nendang (paling berdampak) justru Daycare karena kegiatannya juga ada PMT diberi makan, kemudian diberi kelas PAUD diajak nyanyi diajak tumbuh kembang. Kemudian habis makan siang diajak main game setelah pukul 15.00 dimandikan kemudian minum susu. Sehingga satu hari itu kita berikan 1.450 kalori kepada anak tersebut. Itu yang kemudian bisa mendorong untuk penurunan angka stunting dibanding PMT yang kita berikan ke rumah-rumah,” paparnya.

Share This Article