Ad imageAd image

Alasan Perundungan Siswa SMP di Semarang Karena Korban Tidak Menghormati Pelaku

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 52 Views
3 Min Read
ilustrasi perundungan/perkelahian (dok. pixabay)
INDORAYA – Kasus perundungan yang melibatkan siswi SMP di Kota Semarang diketahui penyebabnya karena korban tidak menghormati pelaku. Pelaku diketahui merupakan kakak kelas korban.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, mengatakan para pelaku siswi kelas VIII SMP dan korban kelas VII SMP. Para pelaku merasa tidak dihormati kemudian hari Selasa (24/5) kemarin minta korban menemui di Aloon-aloon Kota Semarang.

“Jadi para pelaku ini senior korban. Jadi alasan pelaku melakukan penganiayaan karena menganggap korban sebagai junior tidak beri respek atau penghormatan ke pelaku sehingga membuat pelaku emosi marah dan ajak korban ke lokasi dan terjadilah peristiwa viral tersebut,” kata Irwan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (25/5/2022).

Ia menjelaskan saat ini kasus tersebut masih ditangani. Kepolisian menggandeng Dinas Pendidikan termasuk psikolog. Nantinya penanganan tetap berkoridor hukum namun berbasis kepentingan anak. Bisa juga dilakukan restorative justice.

“Kami sepakati case ini ditangani sesuai koridor hukum, kemudian penanganan yang berbasis kepentingan anak baik pelaku atau korban,” jelasnya.

Koordinator Program dan Layanan Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM) dari Dinas Pendidikan Kota Semarang Putri Marlenny menambahkan, penanganan psikologis untuk korban jelas dilakukan. Kemudian untuk pelaku, hak pendidikan tetap dijamin karena masih di bawah umur. Selain itu juga akan ada proses rehabilitasi.

“Tetap menjamin hak pendidikan anak sebagai pelaku dan korban. Kembali lagi, penjaminan hak itu tanpa memandang status. Dan ini penanganan kolaboriatif dengan Polrestabes. Dengan melibatkan ortu dan ke depannya siap lakukan proses rehabilitasi kepada pelaku dan terutama kepada korban untuk pemulihan psikologisnya, akan difasilitasi Dinas Pendidikan,” jelas Putri.

“Fokus penanganan hukum yang masih ramah anak,” imbuhnya.

Sementara itu salah seorang ibu pelaku yang tidak disebutkan namanya, meminta maaf kepada keluarga korban dan warga Semarang karena menimbulkan kegaduhan. Ia berjanji akan mendidik anaknya lebih baik.

“Saya orang tua pelaku, saya atas nama anak saya dan mewakili dari pelaku meminta maaf untuk warga Semarang terutama keluarga korban. Saya akan janji bina anak saya lebih baik lagi. Saya mohon maaf,” ujar wanita itu dengan suara bergetar.

Untuk diketahui, peristiwa perundungan itu sempat beredar di media sosial salah satunya di Instagram @kejadiansmg, namun hari ini video tersebut sudah dihapus. Diketahui ternyata peristiwa terjadi di Aloon-aloon Semarang, Selasa (24/5) kemarin.

Dalam rekaman itu terlihat ada seorang siswi berseragam SMP tengah dikeroyok tiga orang siswi SMP. Terlihat juga ada siswi-siswi lain yang hanya diam menyaksikan perundungan itu. Bahkan terdengar tawa diduga dari si perekam video.

Polisi pun turun tangan. Tiga siswi SMP di Semarang itu kemudian dimintai keterangan. Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Dony Lumbantoruan mengatakan telah melakukan identifikasi terhadap pelaku perundungan yang ada di dalam video tersebut.

Setelah itu, polisi kemudian berkoordinasi dengan kepala sekolah tempat mereka menimba ilmu di wilayah Semarang Tengah.

“Kami berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk melakukan identifikasi. Diketahui ada tiga siswi yang melakukan perundungan,” kata Dony, Rabu (25/5).(FZ)

Share this Article