Ad imageAd image

Alasan Jokowi Pilih Nama Istana Garuda di IKN

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 11 Views
2 Min Read
Ilustrasi IKN (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Otorita IKN (OIKN) mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi nama gedung Kantor Presiden di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebagai Istana Garuda.

Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin menegaskan nama Istana Garuda dicetuskan langsung oleh Presiden Jokowi.

“Istana tempatnya Pak Presiden (Jokowi) itu beliau mencetuskan bahwa nama gedung ini Istana Garuda. Karena lambang burung garuda itu kan menoleh ke kanan, entah kenapa. Hari ini garuda kita melihat ke depan, menatap ke depan, tidak miring ke kiri-kanan,” ungkapnya dalam ASN Fest 2024 di Jakarta, Sabtu (3/8/2024).

“Kalau dulu zaman Orde Baru kita bilang, ‘Oh pantas saja Indonesia barat lebih maju dari Indonesia timur, karena garudanya melihat ke kanan saja’. Sekarang garuda kita menatap ke depan, artinya kita menjadikan IKN Indonesia-sentris, tidak lagi Jawa-sentris,” tegas Alimuddin.

Ia mengatakan Otorita IKN menjadi tamu pertama Presiden Jokowi di Istana Garuda. Pertemuan itu dilakukan pada Senin (29/7), saat sang Kepala Negara berkantor di IKN Nusantara.

Di lain sisi, Alimuddin menegaskan jangan berpikir IKN rampung secara keseluruhan pada 2024. OIKN menyebut tahun ini baru dalam tahap penyelesaian infrastruktur dasar.

“Seolah-olah IKN itu harus selesai tahun ini (2024), enggak. Ini tahun penyelesaian prasarana dasar, air minum, jalannya, jalan tol juga hampir rampung Desember (2024),” tegas Alimuddin.

“Kalau ada kesempatan, bilang kepala otorita, seeing is believing. Lihatlah, jangan terlalu banyak melihat yang hoaks-hoaks bahwa ini mangkrak, pembangunan tidak ada, investasi tidak ada, itu saya pastikan tidak benar,” imbuhnya.

Bahkan, ia mengatakan Otorita tengah mempersiapkan groundbreaking ke-7 di ibu kota baru tersebut. Ia menyebut ada sejumlah investor masuk untuk membangun proyek, salah satunya Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Alimuddin juga mengklaim sudah ada hampir Rp60 triliun investasi yang masuk dari kelompok swasta dalam negeri.

Share This Article
Leave a comment