INDORAYA – Akibat banjir yang semakin meluas dan genangannya juga semakin meningkat, sebanyak 471 warga dari enam desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terpaksa mengungsi.
“Jika sebelumnya yang mengungsi hanya dari empat desa, yakni Desa Payaman, Tanjungkarang, Gulang dan Jati Wetan, kini ada tambahan dua desa lagi. Yakni Desa Karangrowo dan Jetiskapuan,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Mundir di Kudus, Sabtu (04/03/2023).
Sehari sebelumnya, yakni Jumat (3/3) pukul 17.00 WIB, kata dia, jumlah pengungsi 396 jiwa, maka pada Sabtu (4/3) pukul 08.00 WIB bertambah menjadi 471 jiwa.
Mundir mengatakan, mereka mengungsi di balai desa, gedung PKK setempat serta ada yang mengungsi di tempat ibadah, seperti gereja dan kelenteng.
- Advertisement -
Selain tempat pengungsian, kata dia, juga disiapkan dapur umum di balai Desa Payaman, Gulang, Jati Wetan, masjid dan gereja. Serta pasokan logistik makanan dari BPBD serta ada yang dari Pemerintah Pusat, provinsi serta dinas sosial kabupaten.
Untuk memastikan kesehatan para pengungsi, maka dilibatkan tim kesehatan dari Puskesmas Jati, Jepang, Ngemplak dan Mejobo yang bertugas memeriksa kondisi kesehatan para pengungsi secara periodik.
“Data pengungsi akan terus dimutakhirkan, terlebih curah hujan cenderung naik dan turun,” ujarnya.
Untuk desa terdampak banjir di Kecamatan Mejobo, yakni Desa Temulus, Payaman Gulang, dan Golantepus. Sedangkan di Kecamatan Jati ada Desa Tanjungkarang, Jati Wetan dan Jetiskapuan.
Kemudian di Kecamatan Undaan meliputi Desa Ngemplak, Karangrowo, Undaan Lor dan Wates.
Adapun jumlah rumah tergenang banjir sebanyak 1.977 rumah yang tersebar di Kecamatan Jati, Undaan, dan Mejobo. Sedangkan areal persawahan yang terdampak mencapai 4.924 hektare yang tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Mejobo, Jati, Undaan, Jekulo dan Kaliwungu.