Ad imageAd image

Ahmad Lutfhi ‘Belanja’ Masalah Warga Saat Blusukan ke Pasar Bandarjo Ungaran

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 910 Views
2 Min Read
Ahmad Lutfhi 'Saat Blusukan ke Pasar Bandarjo Ungaran. (Foto: istimewa)

INDORAYA – Calon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, melakukan kunjungan ke Pasar Bandarjo di Ungaran, Kabupaten Semarang. Dalam blusukannya, ia berinteraksi dengan pedagang dan pengunjung pasar, serta membahas isu fluktuasi harga bahan pokok.

Mantan Irjen Kemendag ini menyebut harga daging sapi stabil di Rp 32.000 per kilogram. Namun, harga bawang merah mengalami kenaikan signifikan, dari Rp 20.000 menjadi Rp 25.000 per kilogram.

Ia mengaitkan masalah ini dengan faktor cuaca yang mempengaruhi pasokan dan kualitas produk pertanian. Luthfi juga menyatakan kekhawatirannya terhadap penurunan daya beli masyarakat, meskipun harga masih wajar dan stok bahan pokok terjaga.

“Secara umum harga-harga masih terjangkau, stok juga ada, tapi daya beli masyarakat menurun karena kenaikan ekonomi nasional,” ujar mantan Kapolda Jateng itu.

Luthfi mengamati bahwa penurunan daya beli berdampak langsung pada berkurangnya transaksi di pasar tradisional, termasuk di Semarang.

Pedagang mengeluhkan berkurangnya jumlah pembeli, terutama di kalangan ibu rumah tangga, akibat meningkatnya biaya hidup dan kebijakan ekonomi yang mempengaruhi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Selain membahas harga dan daya beli, Luthfi juga menyoroti kondisi fisik dan pengelolaan Pasar Bandarjo. Pasar yang memiliki dua lantai ini dipenuhi penjual kebutuhan pokok di lantai bawah, sementara lantai atas, yang mayoritas menjual pakaian dan oleh-oleh, sepi pengunjung.

Menurut Luthfi, pergeseran perilaku konsumen ke belanja online menjadi salah satu alasan mengapa lantai atas pasar mulai sepi.
“Ibu-ibu lebih memilih barang-barang yang simpel dan mudah diakses di lantai bawah,” ungkap Luthfi.

“Sementara lantai dua yang menjual pakaian dan oleh-oleh kurang diminati karena adanya kemudahan belanja online,” lanjut dia.

Ia menjelaskan bahwa perubahan pola konsumsi ini mempengaruhi kebiasaan belanja masyarakat, yang kini lebih suka menggunakan smartphone untuk berbelanja dari rumah, sehingga beberapa pedagang di lantai dua mengalami kesulitan bersaing.

Share This Article
Leave a comment