INDORAYA – Sebanyak 717 hektare lahan padi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), terendam banjir akibat curah hujan yang tinggi.
“Tanaman padi petani yang tergenang banjir tersebut, tersebar di tiga kecamatan, meliputi Kecamatan Jati, Kaliwungu, dan Undaan dengan luas lahan bervariasi,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Jumat (31/1/2025).
Ia mencatat lahan tanaman padi yang paling banyak tergenang tersebar di Kecamatan Kaliwungu dengan luas mencapai 500 hektare, disusul Kecamatan Undaan seluas 182 hektare, dan Jati seluas 35 hektare.
Adapun usia tanaman padi yang tergenang, kata dia, bervariasi antara 30 hari hingga ada yang 80 hari. Sedangkan, lamanya genangan banjir masing-masing bervariasi.
“Tanaman padi yang tergenang hingga tidak terlihat daunnya, biasanya hanya bertahan selama tiga harian. Sedangkan, yang masih terlihat daunnya sehingga masih bisa terkena sinar matahari dan memungkinkan terjadi fotosintesis biasanya tahan dalam jangka lama,” ujarnya.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai tanaman padi petani yang mengalami kerusakan parah atau puso. Mengingat sebagian besar area persawahan di Kabupaten Kudus rawan bencana alam, pihaknya telah menawarkan kepada petani untuk mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Program AUTP ini juga mendapatkan subsidi dari APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah, sehingga biaya yang harus dibayar petani lebih ringan. Meskipun begitu, tidak semua petani di 717 hektare lahan yang terendam banjir ikut serta dalam program ini.
Tujuan dari program AUTP adalah memberikan perlindungan terhadap lahan pertanian petani yang terkena bencana seperti banjir atau serangan hama. Biaya premi untuk setiap hektare per musim tanam sebenarnya sebesar Rp 180.000, namun petani hanya perlu membayar sebagian karena adanya subsidi dari pemerintah.