7 Orang Tewas Akibat Longsor di Tambang Emas Ilegal Gunung Botak Maluku

Redaksi Indoraya
666 Views
3 Min Read
Tambang Emas Ilegal Gunung Botak Maluku. (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Bencana tanah longsor terjadi di tambang emas ilegal Gunung Botak, tepatnya di areal kapuran tambang, Desa Persiapan Wansait, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Maluku.

Longsor ini menyebabkan tujuh penambang tewas tertimbun material longsor setelah bak penampung air jebol akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tambang pada Sabtu (8/3/2025) pagi.

Kepala Polres Buru, AKBP Sulastri Sukidjang, mengungkapkan bahwa lima dari tujuh korban berasal dari Maluku Utara, sementara dua lainnya berasal dari Pulau Buru, Maluku.

Korban dari Maluku Utara adalah Isra (51), istrinya Sarbia (49), dan anak mereka Iman (8) yang berasal dari Desa Malifut, Kabupaten Halmahera Timur. Selain itu, ada juga korban Badrun (41) dan Asni yang berasal dari Desa Tahena, Pulau Makean, Ternate.

“Kelima korban tersebut telah dievakuasi ke Maluku Utara menggunakan speedboat milik Pemda Buru,” kata Sulastri melalui keterangan tertulis pada Minggu (9/3/2025).

Sementara dua korban lainnya yang tewas, Hendra (59) dan Sudin (41), berasal dari Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru. Kedua korban tersebut telah dimakamkan di TPU Desa Dava.

Beberapa korban lainnya mengalami luka-luka, antara lain Awi (40) yang menderita patah tangan kiri dan pinggang kiri, serta Beta (27) yang mengalami luka pada tangan kiri. Keduanya telah mendapat perawatan medis di Puskesmas Perawatan Waekasar.

Dedi Putabuga (39) mengalami trauma akibat tertimbun tanah, Gio Putabuga (38) menderita cedera di bagian rahang dan mulut, sementara Ali Putabuga (27) dan Ecan Putabuga (28) mengalami patah kaki kiri dan luka-luka di kaki kiri.

Keempat korban ini berasal dari Kota Mobagu, Sulawesi Utara, dan saat ini sedang dirawat di Desa Dava.

Peristiwa bermula saat hujan deras mengguyur area tambang emas ilegal Gunung Botak sejak malam hingga pagi hari. Seorang penambang, Ikram Boko, yang sedang membantu istrinya memasak di warung, mendengar suara air mengalir deras dari tebing lokasi longsor.

Setelah memeriksa, mereka menyaksikan material longsor menghancurkan tenda-tenda para penambang. Para penambang yang selamat segera mengevakuasi korban yang tertidur di tenda.

Korban yang tewas kemudian dibawa ke Masjid Nurul Iman untuk proses pemakaman dan pengembalian jenazah ke kampung halaman.

Kapolres Buru mengatakan bahwa pihaknya belum melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) karena kondisi di area tambang masih tidak stabil akibat curah hujan yang terus turun.

Share This Article