INDORAYA – Sebanyak 53 juta wisatawan telah berlibur ke sejumlah destinasi wisata di wilayah Jawa Tengah (Jateng) selama libur Hari Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Berdasarkan data Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jateng, dari 53.237.865 wisatwan, kunjungan terbanyak selama Nataru ialah Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Kepala Disporapar Jateng, Agung Hariyadi, mengatakan, total tersebut merupakan catatan selama dua pekan momen Nataru. Rinciannya, ada 52.676.404 wisatawan nusantara dan 561.461 wisatawan mancanegara.
“Dan dampak ekonominya tentu besar, multi layer. Kita estimasikan saja, kalau tanpa menginap ya, rata-rata itu mereka bisa menghabiskan paling sedikit Rp200.000/wisatawan,” katanya kepada wartawan, Rabu (8/1/2025).
Dari total 53.237.865 wisatawan yang berkunjung, rinciannya Masjid Sheikh Zayed Solo yang paling banyak dikunjungi wisatawan nusantara, yakni 2.756.488 orang. Kemudian Kota Lama Semarang dengan 2.638.767 orang dan Candi Prambanan Klaten 1.923.482 orang.
“Kemudian Masjid Agung Demak 1.721.970 wisatawan dan Makam Sunan Kudus 1.206.594 wisatawan,” ungkap Agung Hariyadi.
Sedangkan untuk wisatawan mancanegara, kunjungan terbesar berada di Candi Borobudur Magelang, yang mencapai 219.408 orang. Selanjutnya Candi Prambanan Klaten sebanyak 202.231 dan Candi Menut dan Pawon Magelang 23.773 wisatawan asing.
“Terus Puthuk Setumbu Magelang juga ada 19.866 wisatawan dan Pulau Karimunjawa Jepara ada 12.482 wisatawan,” imbuh dia.
Lebih lanjut Disporapar Jateng meminta para pengelola wisata untuk mengelola sesuai pedoman. Selain itu terus meningkatkan layanan serta sarana dan prasarana untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung.
“Kelola sesuai pedoman Sapta Pesona. Kemudian pelayanan prima bagi tamu atau pengunjung. Terus jaga integritas, artinya apa? Yang ditawarkan sesuai dengan kenyataan layanan yang diterima tamu,” kata Agung.
Pihaknya juga mengimbau para wisatwan untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan serta ketertiban umum di setiap objek wisata yang ada di Jawa Tengah.
“Manfaatkan informasi wisata untuk memandu rencana perjalanan wisata secara efektif dan pastikan bekal untuk perjalanan sangat cukup,” tandas Agung.