INDORAYA – Sebanyak 4.082 hewan ternak di Jawa Tengah (Jateng) dilaporkan terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ini merupakan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng per Senin (13/1/2025) pukul 23.59 WIB.
Untuk memutus rantai penyebaran PMK, vaksinasi di Jateng akan dilakukan dua tahap. Untuk tahap pertama Pemprov Jateng menerima alokasi 200.000 dosis dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Sementara untuk vaksinasi PMK tahap kedua dilakukan pada pertengahan tahun 2025 dengan jumlah dosis vaksin yang sama seperti tahap pertama.
Plt Kepala Disnakkeswan Provinsi Jateng Ignasiun Hariyanta mengatakan, vaksinasi tahap pertama di Jateng telah tiba pada Senin (13/1/2025). Pihaknya melakukan distribusi secara bertahap dalam tiga bulan, yakni Januari, Februari dan Maret.
“Tahap pertama hari Senin kemarin sudah mendapatkan 40.000 dosis, dan mulai hari ini teman-teman kabupaten/kota sudah bisa mengambil vaksin pada bulan Januari,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (16/1/2025).
“Kemudian di bulan Februari nanti kita akan mendapat lagi 120.000 dosis, kemudian Maret 40.000 dosis, jadi total Januari hingga Maret 200.000 dosis,” imbuh Ignasiun.
Dia mengatakan bahwa vaksinasi tahap kedua dilakukan pada pertengahan tahun 2025. Hal ini menunggu alokasi vaksin dari Kementan untuk Jateng.
“Nanti kita akan mendapat 200 ribu dosis lagi, dipertengahan tahun untuk vaksin ulangan,” ungkap dia.
Dia bilang, vaskin massal ini akan didistribusikan di 35 kabupaten/kota. Pihaknya meminta para peternak ikut mensukseskan program vaksinasi ini untuk menciptakan herdimmunity atau kekebalan kelompok.
“Kalau kita ingin mempunyai herdimmunity untuk ternak, maka harus dilakukan secara cepat dan banyak. Kalau tidak serentak nanti tidak bisa menghasilkan heardimunity,” beber Ignasiun.
Menurutnya ada beberapa kriteria hewan ternak yang layak divaksin. Yaitu wajib sehat, umur minimal tiga bulan dan tidak dalam kondisi bunting untuk ternak perempuan.
Ignasiun bilang, besar-kecilnya jumlah alokasi vaksin yang diberikan ke kabupaten/kota bergantung dengan jumlah populasi ternak di masing-masing daerah.
“Kita bagi ke semua 35 kabupaten/kota sesuai dengan populasi ternak dan situasi penyakit maupun desa yang masih belum ada kasus PMK sebagai dasar pelaksanaan vaksinasi di daerah,” kata dia.
Diketahui berdasarkan data Disnakkeswan Jateng, dari 4.082 hewan ternak yang terserang vaksin, 545 ternak dinyatakan sembuh, 94 ternak dipotong, 159 ternak mati dan 3.284 lainnya dalam penanganan.
Adapun kasus yang masih tergolong tinggi ini membuat sejumlah pasar hewan di Kabupaten Wonogiri, Blora, Sragen dan Grobogan ditutup sementara. Penutupan pasar hewan menjadi upaya memutus rantai penyebaran dari kasus PMK.