3 Tahun Tulisan Aksara Jawa di Plang Kantornya Salah, Disdikbud Jateng: Kami Khilaf

Athok Mahfud
622 Views
2 Min Read
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah. (Foto: Dok. Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Uswatun Hasanah buka suara soal kesalahan penulisan plang papan nama menggunakan aksara Jawa di kantornya yang sudah berlangsung selama tiga tahun.

Kesalahan penulisan aksara Jawa itu terdapat di papan nama Gedung Disdikbud Provinsi Jawa Tengah di Jalan Pemuda Kota Semarang. Bahkan hal ini viral di media sosial setelah akun instagram @nulisjawayuk mengulasnya dalam sebuah konten video.

Dalam ulasannya, kesalahan fatal itu terletak pada penggunaan pasangan pangkon yang seharusnya tidak ditempatkan di tengah kata, tetapi di akhir kalimat untuk mematikan aksara.

Kesalahan penempatan pangkon berada di tengah kata ‘pemerintah’, ‘provinsi’, dan ‘pendidikan’. Belum lagi, pembacaan ‘Pro’ di awal ‘Provinsi’ menjadi ‘Pra’. Termasuk ada taling dan tarung berjejer yang membuat aksara tidak bisa terbaca.

Menanggapi hal ini, Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah melakukan koreksi terhadap penulisan aksara Jawa di papan nama kantornya.

“Terima kasih kepada semua pihak kaitannya dengan tata tulisan itu. Memang menjadi bagian dari tugas kita semua untuk mengawal, melakukan pengawasan, salah satunya adalah kesalahan dalam penulisan aksara Jawa,” kata dia, Kamis (6/3/2025).

Atas kesalahan ini, Uswatun Hasanah mengaku khilaf. Pihaknya juga sudah meminta tulisan aksara Jawa yang pada papan nama Kantor Disdikbud Jateng dilepas dan diganti.

“Jadi yang mencermati pastinya yang paham. Kemidian atas kesalahan itu kami mengaku khilaf dan salah. Dan ini juga sudah diturunkan untuk selanjutnya nanti ditindaklajuti dengan benar dengan melibatkan ahlinya,” bebernya.

Pihaknya juga mengakui bahwa papan nama yang salah tulis tersebut terpasang sejak tiga tahun lalu, tepatnya pada tahun 2022. Dia berdalih, saat menulis dan memasangnya, petugas tidak melakukan konsultasi kepada ahlinya.

“Mungkin karena yang bikinnya gak tahu jadi, gak tahu yang bener tulisannya seperti apa. Kesalahannya kita tidak memverifikasi ke sumber yang lain,” ungkap Uswatun.

Lebih lanjut pihaknya akan menjadikan insiden ini sebagai pembelajaran supaya lebih cermat dan teliti lagi dalam menulis aksara Jawa. Tidak hanya itu, tulisan Jawa pada plang sekolah dan museum milik Disdikbud Jateng nantinya juga akan diperiksa.

Share This Article