Ad imageAd image

3 Kecamatan di Kota Semarang Rawan Dihantam Banjir Saat Musim Penghujan

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 17 Views
3 Min Read
Banjir yang merendam sepanjang Jalan Dong Biru Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, pada awal Januari 2023 lalu. (Foto: Dok. Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang telah memetakan daerah rawan banjir. Pemetaan ini bagian dari deteksi dini dan mitigasi bencana.

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto menyebut, ada tiga kecamatan yang rawan terendam banjir ketika masuk musim hujan. Meliputi Kecamatan Genuk, Semarang Utara, dan Tugu.

“Secara umum ada di wilayah kecamatan Genuk, Kecamatan Semarang Utara, dan wilayah Kecamatan Tugu. Ini yang jadi skala perhatian lebih kita konsentrasikan di wilayah ini dulu,” katanya saat dihubungi Indoraya.news, Kamis (16/11/2023).

“Kalau Semarang Utara dan Genuk masuk aliran Sungai Babon, itu masih sungainya masih sama Babon. Yang Tugu adalah kali Sringin,” imbuh Endro.

Tiga kecamatan ini dikategorikan rawan banjir berdasarkan pada peristiwa yang terjadi pada tahun sebelumnya. Terkhusus daerah Kaligawe, Genuk, Endro berharap peninggian jalan dan jembatan Tol bisa turut mengurangi dampak banjir.

“Prediksi kita masih ga beda jauh dengan daerah-daerah sebelumnya, misalnya daerah Kaligawe. Kita berharap di sana sudah mulai ada peninggian jalan, ada peninggian jembatan tol Kaligawe, mudah- mudah berpengaruh secara signifikan,” katanya.

Selain di tiga kecamatan itu, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, juga tergolong rawan banjir. Khususnya daerah Perumahan Dinar Indah yang pada tahun kemarin sudah beberapa kali dihantam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Pengkol.

Upaya pengendalian banjir, BPBD Semarang berkoordinasi dengan Dinas pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) terkait optimalisasi sistem drainase dan pompa air.

“Bersama DPU optimalisasi pompa-pompa yang selama ini di setiap titik ada. Kita berharap pompa bisa difungsikan dengan maksimal karena akan berpengaruh besar terhadap kemungkinan banjir,” kata Endro.

Pihaknya juga memaksikalkan fungsi Early Warning System (EWS) di 11 titik yang tersebar. EWS ini berfungsi sebagai pemberi peringatan kepada masyarakat apabila ada air yang masuk kawasan pemukiman.

Lebih lanjut Endro mengajak masyarakat untuk kerja bakti membersihkan saluran di depan rumah. Hal ini agar saluran tidak tersumbat, sehingga air bisa mengalir dan banjir bisa dicegah.

“Kita mengingatkan masyarakat upaya paling mudah melihat kembali saluran di lingkungan masing-masing kalau ada penyumbatan dilakukan kerja bakti, ini langkah pencegahan,” tandas Endro.

Share This Article
Leave a comment