1,5 Hektare Selada di Mangunsari Semarang Terancam Gagal Panen, Petani Rugi Puluhan Juta

Dickri Tifani
4 Views
2 Min Read
Petani muda yang bernama Sandi Febrianto (27), warga Kelurahan Mangunsari, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sedang mengambil selada yang busuk akibat fenomena El-Nino, Kamis (2/11/2023). (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Sebanyak 1, 5 hektare tanaman selada milik petani muda yang bernama Sandi Febrianto (27), warga Kelurahan Mangunsari, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), gagal panen. Penyebabnya karena panas ektream yang melanda di Ibu Kota Jawa Tengah ini.

Bahkan, suhu panas di Kota Semarang menjadi rekor di Indonesia yang menyentuh angka 38 derajat celsius. Akibat cuaca panas itu, petani muda itu harus mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

Sandi mengatakan, cuaca panas di Kota Semarang selama sebulan terakhir ini menembus suhu 38 derajat celcius. Hal itu membuat akar dan batang selada miliknya busuk.

“Banyak sayur saya yang busuk akar dan busuk batang, karena panas bumi yang tinggi. Jadi membuat sayur saya gagal panen dan rugi sampai puluhan juta,” ungkap Sandi saat ditemui Indoraya di kebonnya, Kamis (2/11/2023).

Ia mengalami rugi lantaran biaya operasional untuk listrik hingga tenaga kerja masih tetap berjalan, meskipun suhu di Kota Semarang sangat panas.

“Kita operasional harus tetap jalan, seperti listrik serta tenaga kerja. Nggak mungkin, kita berhentikan,” ujarnya.

Pria yang sudah melakoni menjadi petani selada sejak tahun 2019, mengaku dampak fenomena El-Nino terjadi selama 1 bulan terakhir ini. Jika sebelumnya, Sandi bisa panen selada mencapai 2-3 ton setiap bulannya. Kini, dirinya terpaksa memberhentikan pasokan selada ke pelanggannya.

“Baru kali ini gagal panen. Biasanya kita panen satu bulan 2 ton -3 ton. Terpaksa harus memberhentikan pelanggan kita,” papar Sandi.

Share This Article