INDORAYA – Sastrawan dan wartawan kenamaan Tanah Air, Ayu Utami bakal hadir di Kota Semarang, tepatnya di Taman Indonesia Kaya pada Kamis 11 Mei 2023. Ayu Utami dijadwalkan menjadi pembicara utama dalam diskusi dengan tajuk “25 Tahun Reformasi, Quo Vadis Ayu Utami.”
Ayu Utami akan merefleksikan perjalanan 25 tahun reformasi bangsa Indonesia melalui tiga karya novelnya, yakni Saman, Larung, dan Bilangan Fu. Diskusi ini akan digelar pada Kamis 11 Mei pukul 19.00 WIB di Taman Indonesia Kaya Semarang.
Kegiatan ini digelar atas kerja sama sejumlah pihak. Yakni Taman Indonesia Kaya, Komunitas Utan Kayu, Ruang Rabu Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) Unika Soegijapranata, Gerakan Indonesia Kita, Dewan Kesenian Semarang, Hysteria Collective, dan Bukit Buku.
Kepala Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) Unika Soegijapranata Semarang, Donny Danardono mengajak masyarakat kota Semarang untuk hadir dalam diskusi tersebut. Agenda ini bersifat gratis dan terbuka untuk umum.
“Membaca karya sastra di ruang publik merupakan salah satu cara mencintai budaya Indonesia dan suatu upaya meningkatkan minat baca di negeri ini,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Indoraya.news, Selasa (9/5/2022).
Menurutnya, Ayu Utami ialah sastrawan yang telah memberikan beragam pengalaman baru dalam membaca dan melihat karya sastra Indonesia. Melalui novel Saman, Larung, dan Bilangan Fu, Ayu Utami akan menceritakan beragam problem sosial di era Orde Baru yang dituangkannya lewat sastra.
“Novel-novel Ayu Utami berbicara akan banyak isu yang meliputi reformasi, seksualitas dan keperempuanan, hingga apa yang kemudian ia tawarkan sebagai spriritualisme kritis, yaitu bagaimana kita sebaiknya melalui kehidupan beragama tanpa kehilangan nalar kritis,” ungkap Donny.
Adapun diskusi sastra ini diselenggarakan untuk memperingati 25 tahun Reformasi yang terjadi pada Mei 1998. Di mana peristiwa Reformasi yang telah melahirkan banyak perubahan saat ini dipicu insiden penembakan terhadap mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998.
Persis pada hari itu pula Ayu Utami meluncurkan novel Saman, yang mendobrak tabu-tabu kesusasteraan di masanya. Utamanya dalam hal seks, politik, dan agama. Saman menjadi suara zaman dan mendapatkan penghargaan dalam dan luar negeri. Novel ini telah dicetak ulang 37 kali dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 10 bahasa.

Sebagai informasi, Ayu Utami, di masa Orde Baru, adalah seorang wartawan dan aktivis. Ia ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen, yang ketika itu dianggap membangkang pemerintah dan menyebabkan ia dilarang menjadi wartawan oleh pemerintah Soeharto.
Karena itulah, Ayu Utami menulis novel Saman, yang berlatar masa akhir Orde Baru. Novel ini diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Dua puluh lima tahun sejak Saman, Ayu Utami telah melahirkan banyak karya. Larung (2001) sebagai kelanjutan Saman, dicetak 8 kali. Bilangan Fu (2008), dicetak 4 kali, berlatar peningkatan intoleransi agama di masa Reformasi.
Novel ini dilanjutkan dengan seri Bilangan Fu yang, antara lain, berjudul Manjali dan Cakrabirawa (2010), Lalita (2012), dan Maya (2013). Ada juga karya-karya seperti Si Parasit Lajang (2013), Cerita Cinta Enrico, Pengakuan Eks Parasit Lajang (2013), Anatomi Rasa (2019) dan masih banyak lagi.
Dalam perjalanannya dalam dunia sastra, Ayu Utami telah meraih beragam penghargaan. Selain itu, ia juga memberi apresiasi kepada penulis pemula melalui sayembara Hadiah Sastra untuk Pemula “Rasa” yang dimulai sejak 2022.
Tidak hanya Ayu Utami saja, dua narasumber lain juga dijadwalkan menjadi pembicara diskusi besok. Yakni Ryandari (Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Unika Soegijapranata Semarang) dan Christina M. Udiani (Editor Senior & Manajer Produksi KPG).
Bagi masyarakat umum yang berminat mengikuti diskusi “25 Tahun Reformasi, Quo Vadis Ayu Utami”, bisa hadir di Taman Indonesia Kaya pada Kamis 1 Mei 2023 pukul 19.00 WIB. Peserta diharapkan bisa melakukan registrasi melalui tautan bit.ly/RSVP_25thReformasi_QuoVadis_AyuUtami.