Ad imageAd image

100 Ribu Hektare Lahan di Jateng Rawan Banjir, 1 Juta Hektare Longsor

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 10 Views
2 Min Read
Tim SAR gabungan mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Kota Semarang, pada bulan Maret 2024 lalu. (Foto: Dok. Basarnas)

INDORAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) telah memetakan daerah rawan banjir dan tanah longsor memasuki musim penghujan tahun 2024 ini.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, berdasarkan pemetaan BPBD, setidaknya ada sekitar 104.332 hektare daerah rawan banjir kelas tinggi dan 1.020.772 hektare daerah rawan longsor kelas tinggi.

Menurutnya, upaya-upaya mitigasi perlu dilakukan, mengingat berdasarkan perkiraan BMKG bahwa musim penghujan ini akan belangsung selama enam bulan, dimulai sejak September 2023 hingga puncaknya pada Februari 2025.

“Langkah yang dilakukan adalah sudah ada kebijakan yang diterbitkan, lalu ada koordinasi, pendataan kesiapan sarana prasarana, peningkatan kesadaran masyarakat, aktivasi posko siaga bencana, pelatihan tim reaksi cepat, dan lainnya,” kata Bergas, Jumat (1/11/2024).

Bergas juga menyebutkan, data BPBD menunjukkan pada periode 1 Januari hingga 31 Oktober 2024, kebakaran hutan dan lahan di Jateng tercatat sebanyak 216 kejadian yang tersebar di 26 kabupaten/kota. Adapun luasan yang terdampak sekitar 251 hektare.

Jumlah itu lebih rendah dari periode yang sama pada tahun 2023. Yaitu 325 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan tempat pembuangan akhir (TPA) di 32 kabupaten/kota. Adapun luasan yang terdampak mencapai 795,665 hektare.

Dia berkata, pola penanganan kekeringan pada tahun 2023 dan 2024 sangat terlihat. Upaya mitigasi tidak hanya mengalokasikan anggaran melalui APBD saja, tetapi sudah melibatkan Corporate Social Responsibilty (CSR) perusahaan. Adapun tahun 2024 ini ditambah dengan kekuatan APBN.

Sementara Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan bahwa mitigasi potensi bencana alam harus terus dilakukan. Termasuk melakukan apel siaga dan pengecekan seluruh sarana prasarana serta logistik.

Nana juga menyoroti perihal abrasi dan penurunan muka tanah di wilayah Pantura. Ia berharap ada koordinasi antara BPBD dan dinas terkait termasuk Kementerian lembaga.

“Perbanyak tanam mangrove untuk mengurangi abrasi karena daerah Pantura juga ada penurunan tanah,” beber Pj Gubernur Nana Sudjana.

Share This Article
Leave a Comment